Blog ini memuat berbagai makalah, bahan presentasi, perangkat pembelajaran, bahan ajar fisika SMA, photo-photo kegiatan siswa, dan hal-hal lain yang berkenaan dengan pendidikan secara umum yang didapat dari berbagai sumber
Jumat, Januari 23, 2009
Buku Sekolah Elektronik (BS-E) SMP
- Pengganda dan/atau penjual berkewarganegaraan Indonesia atau berbadan hukum di wilayah Indonesia;
- Mencantumkan identitas diri pada halaman prelim bagi buku-buku yang diperdagangkan/disebarluaskan;
- Spesifikasi buku teks pelajaran hasil penggandaan untuk diperdagangkan harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendiknas.
- Harga Jual buku teks pelajaran yang dapat digandakan untuk diperdagangkan tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas.
- Buku teks pelajaran yang digandakan untuk diperdagangkan harus mencantumkan harga jual buku pada kulit sisi luar buku bagian belakang.
- Pengguna wajib mentaati butir-butir kesepakatan ini dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
DAFTAR BUKU BS-E SMP:
A. SMP KELAS VII
- Bahasa Indonesia_sarwiji.pdf
- IPS_Muh Nurdin.pdf
- Bahasa Indonesia_Atikah a.pdf
- Bahasa Indonesia_Dew Indrawati.pdf
- Bahasa Indonesia_Dwi Hariningsih.pdf
- Bahasa Indonesia_Indah Tri Priyatni.pdf
- Bahasa Indonesia_Maryati.pdf
- Bahasa Indonesia_Nia Kurniati.pdf
- Bahasa Indonesia_Romiyatun.pdf
- Bahasa Inggris_Artono Wardiman.pdf
- Bahasa Inggris_Joko Priyana.pdf
- IPA Terpadu_Anni Winarsih.pdf
- IPA_Teguh S.pdf
- IPA_Wasis (edisi 4).pdf
- IPA_Wasis.pdf
- IPS_Didang Setiawan.pdf
- IPS_I Wayan Legawa.pdf
- IPS_Iwan Setiawan.pdf
- IPS_Waluyo.pdf
- Matematika_A Wagiyo.pdf
- Matematika_Atik Wintarti.pdf
- Matematika_Dewi Nuharini.pdf
- PKN_AT Sugeng P.pdf
B. SMP KELAS VIII
- Bahasa Indonesia_sarwiji.pdf
- Bahasa Indonesia_Asep Yudha W.pdf
- Bahasa Indonesia_Dewaki Karmadibrata.pdf
- Bahasa Indonesia_Kisyani Laksono.pdf
- Bahasa Indonesia_Maryati.pdf
- Bahasa Indonesia_sarwiji.pdf
- Bahasa Indonesia_Yulianti Setyorini.pdf
- Bahasa Inggris_Artono Wardiman.pdf
- Bahasa Inggris_Joko Priyatna.pdf
- Bahasa Inggris_Utami Widiati.pdf
- Galeri Pengetahuan Sosial_Sri Sudarmi.pdf
- IPA_Rinie Pratiwie.pdf
- IPA_Saeful Karim.pdf
- IPA_Wasis.pdf
- IPS_Sanusi Fattah.pdf
- IPS_Soegiharsono.pdf
- Matematika_Dewi Nuharini.pdf
- Matematika_Endah Budi Rahaju.pdf
- Matematika_Nuniek A.pdf
- PKN_Dadang Sundawa.pdf
C. SMP KELAS IX
- Matematika_ichwan.pdf
- Pegangan-mtk_wagiyo.pdf
- Bahasa Indonesia_sarwiji.pdf
- Bahasa Indonesia_Asep Yudha.pdf
- Bahasa Indonesia_Atikah Anindyarini.pdf
- Bahasa Indonesia_Atikah.pdf
- Bahasa Indonesia_Dwi Hariningsih.pdf
- Bahasa Indonesia_Joko Priyana.pdf
- Bahasa Indonesia_Maryati.pdf
- Bahasa Indonesia_Nas Haryati.pdf
- Bahasa Indonesia_Tri Retno.pdf
- Bahasa Indonesia_Yulianti Setyorini.pdf
- Bahasa Inggris_Artono wardiman.pdf
- Bahasa Inggris_Gunarso Susilohadi.pdf
- IPA_Dewi Ganawati.pdf
- IPA_Elok Sudibyo.pdf
- IPA_Nur Kuswanti.pdf
- IPA_Sukis Wariyono.pdf
- IPS_Ratna Sukmayani.pdf
- IPS_Sanusi Fattah.pdf
- IPS_Sutarto.pdf
- Matematika_A Wagiyo.pdf
- Matematika_Nuniek A.pdf
- Matematika_R Sulaiman.pdf
- Matematika_Wahyudin Jumanta.pdf
- PKN_AT Sugeng Priyanto.pdf
- PKN_I Wayan Legawa.pdf
Buku Sekolah Elektronik (BS-E) SMA
Buku sekolah elektronik ini dapat diambil dari situs resmi pusat perbukuan (pusbuk) departemen pendidikan nasional "http://bse.depdiknas.go.id" sebagai penyedia jasa layanan buku sekolah elektronik (bs-e) kepada masyarakat, khususnya pendidik, tenaga kependidikan dan peserta didik. Dalam situs resminya dikatakan "untuk menghindari kesalahpahaman dan agar para pihak memahami batasan atau segala hal yang menyebabkan perselisihan di kemudian hari antara pusbuk dan para pengguna jasa layanan bs-e, pusbuk terlebih dahulu membuat peraturan dan ketentuan yang menjadi perjanjian yang mengikat dalam pemanfaatan bs-e. Pengguna menyatakan sepakat untuk menyetujui dan melaksanakan perjanjian ini dengan peraturan dan ketentuan-ketentuan sebagaimana diatur di bawah ini.
- Pengganda dan/atau penjual berkewarganegaraan Indonesia atau berbadan hukum di wilayah Indonesia;
- Mencantumkan identitas diri pada halaman prelim bagi buku-buku yang diperdagangkan/disebarluaskan;
- Spesifikasi buku teks pelajaran hasil penggandaan untuk diperdagangkan harus sesuai dengan ketentuan sebagaimana diatur dalam Peraturan Mendiknas.
- Harga Jual buku teks pelajaran yang dapat digandakan untuk diperdagangkan tidak boleh melebihi Harga Eceran Tertinggi (HET) yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas.
- Buku teks pelajaran yang digandakan untuk diperdagangkan harus mencantumkan harga jual buku pada kulit sisi luar buku bagian belakang.
- Pengguna wajib mentaati butir-butir kesepakatan ini dan ketentuan-ketentuan lain yang berlaku.
Sekian terima kasih, semoga bermanfaat!
Daftar Buku Bs-E Sma
A. Sma Kelas X
- Bahasa Indonesia Adi Abdul Somad
- Bahasa Indonesia Kastam Syamsi
- Bahasa Indonesia Sri Utami
- Bahasa Inggris Achmad Doddy
- Bahasa Inggris Joko Priyana
B. Sma Kelas XI
- Bahasa Indonesia Joko Priyana
- Bahasa Indonesia Adi Abdul Somad
- Bahasa Indonesia Euis Sulastri
- Bahasa Indonesia Gunawan Budi
- Bahasa Inggris Joko Priyana
- Bahasa Inggris Achmad Doddy
- Matematika Pagarso Yuliatmoko
- Matematika Nugroho Soedyarto
C. Sma Kelas XII
- Bahasa Indonesia Abdul Adi Somad
- Bahasa Indonesia Ipa-Ips Abdul Adi Somad
- Bahasa Indonesia Muhammad Rohmadi
- Bahasa Indonesia Ipa-Ips Muhammad Rohmadi
- Bahasa Inggris Joko Priyana
- Bahasa Inggris Ipa-Ips Joko Priyana
- Bahasa Inggris Achmad Doddy
- Matematika Pagarso Yuliatmoko
- Matematika Pesta Es
Jumat, Januari 16, 2009
SEBUAH MAKNA DI BALIK BUNYI
Suatu hari, seseorang dari desa mengunjungi temannya di kota. Bunyi ribut mobil-mobil dan derap orang yang lalu-lalang sangat menganggu orang desa itu. Kedua orang itu kemudian berjalan-jalan dan tiba-tiba orang desa itu berhenti, menepuk pundak temannya dan berbisik, “Berhentilah sebentar. Apakah kamu mendengar suara yang kudengar?”
Teman kotanya itu menoleh ke arah orang desa itu sambil tersenyum, dan kemudian berkata, “Yang saya dengar hanyalah suara klakson mobil serta suara orang lalu-lalang. Apa yang kau dengar?” “Ada seekor jangkrik di dekat sini dan saya bisa mendengar suara nyanyiannya.” sahut orang desa itu.
Teman dari kota itu mendengarkan dengan penuh perhatian, lalu menggeleng-gelengkan kepalanya dan berkata, “Saya pikir kamu hanya bergurau. Tidak ada jangkrik di sini. Dan seandainya ada, bagaimana orang bisa mendengar suaranya di tengah kebisingan jalan ini? Jadi kamu pikir kamu bisa mendengarkan suara seekor jangkrik?” Kata orang desa itu, “Ya! Ada satu ekor yang bernyanyi di sekitar sini sekarang.”
Orang desa itu berjalan ke depan beberapa langkah, lalu berdiri di samping tembok suatu rumah. Di situ ada tanaman yang tumbuh merambat. Orang desa itu memetik beberapa daun, dan di atas daun itulah terdapat seekor jangkrik yang bernyanyi keras sekali.
Teman dari kota itu kini bisa melihat jangkrik itu, dan dia pun mulai bisa mendengarkan suara nyanyiannya. Ketika mereka kembali berjalan-jalan, orang kota itu berkata kepada teman desanya, “Kamu secara alami bisa mendengar lebih baik dari kami.” Orang desa itu tersenyum dan kemudian menggeleng-gelengkan kepalanya sambil berkata, “Saya tidak setuju dengan pendapatmu. Orang desa tidak bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Sekarang lihat, saya akan memperlihatkannya kepadamu!”
Lalu, orang desa itu mengambil uang logam dan menjatuhkannya di trotoar. Bunyi uang logam itu membuat banyak orang menoleh ke arahnya. Kemudian orang desa itu memungut uang logam itu dan menyimpannya kembali di kantungnya, dan kedua orang itu kembali berjalan-jalan.
Kata orang desa itu, “Tahukah kamu sobat, suara uang logam itu tidak lebih keras daripada nyanyian jangkrik tadi. Meski demikian, banyak orang kota mendengarnya dan menoleh ke arahnya. Di lain pihak, saya adalah satu-satunya orang yang mendengar suara jangkrik itu. Alasannya tentu bahwa bukan orang desa bisa mendengar lebih baik daripada orang kota. Tidak. Alasannya adalah bahwa kita selalu mendengar dengan lebih baik hal-hal yang biasanya kita perhatikan.”
Seringkali ketika kita dalam masalah, kita berteriak memohon pertolongan pada Allah, dan kita merasa Dia diam saja. Ketika membaca cerita ini kita jadi sadar, sebabnya bukan karena Allah tidak menjawab, tapi karena kita lebih fokus pada diri kita sendiri dan permasalahannya daripada fokus pada Allah dan pertolongan-Nya. Kita memasang telinga agar Allah menjawab sesuai dengan keinginan dan cara kita dan menolak suara Allah yang mengatakan bahwa Dia menyediakan jalan lain yang lebih baik!
Copy by Rusipal From Agoesramdhanie on: Januari 16, 2009
Pendekatan-Pendekatan dalam Teori Pendidikan
Pendidikan dapat dilihat dalam dua sisi yaitu: (1) pendidikan sebagai praktik dan (2) pendidikan sebagai teori. Pendidikan sebagai praktik yakni seperangkat kegiatan atau aktivitas yang dapat diamati dan disadari dengan tujuan untuk membantu pihak lain (baca: peserta didik) agar memperoleh perubahan perilaku. Sementara pendidikan sebagai teori yaitu seperangkat pengetahuan yang telah tersusun secara sistematis yang berfungsi untuk menjelaskan, menggambarkan, meramalkan dan mengontrol berbagai gejala dan peristiwa pendidikan, baik yang bersumber dari pengalaman-pengalaman pendidikan (empiris) maupun hasil perenungan-perenungan yang mendalam untuk melihat makna pendidikan dalam konteks yang lebih luas.
Diantara keduanya memiliki keterkaitan dan tidak bisa dipisahkan. Praktik pendidikan seyogyanya berlandaskan pada teori pendidikan. Demikian pula, teori-teori pendidikan seyogyanya bercermin dari praktik pendidikan. Perubahan yang terjadi dalam praktik pendidikan dapat mengimbas pada teori pendidikan. Sebaliknya, perubahan dalam teori pendidikan pun dapat mengimbas pada praktik pendidikan
Terkait dengan upaya mempelajari pendidikan sebagai teori dapat dilakukan melalui beberapa pendekatan, diantaranya: (1) pendekatan sains; (2) pendekatan filosofi; dan (3) pendekatan religi. (Uyoh Sadulloh, 1994).
1. Pendekatan Sains
Pendekatan sains yaitu suatu pengkajian pendidikan untuk menelaah dan dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan disiplin ilmu tertentu sebagai dasarnya. Cara kerja pendekatan sains dalam pendidikan yaitu dengan menggunakan prinsip-prinsip dan metode kerja ilmiah yang ketat, baik yang bersifat kuantitatif maupun kualitatif sehingga ilmu pendidikan dapat diiris-iris menjadi bagian-bagian yang lebih detail dan mendalam.
Melalui pendekatan sains ini kemudian dihasilkan sains pendidikan atau ilmu pendidikan, dengan berbagai cabangnya, seperti: (1) sosiologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sosiologi dalam pendidikan untuk mengkaji faktor-faktor sosial dalam pendidikan; (2) psikologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi untuk mengkaji perilaku dan perkembangan individu dalam belajar; (3) administrasi atau manajemen pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari ilmu manajemen untuk mengkaji tentang upaya memanfaatkan berbagai sumber daya agar tujuan-tujuan pendidikan dapat tercapai secara efektif dan efisien; (4) teknologi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari sains dan teknologi untuk mengkaji aspek metodologi dan teknik belajar yang efektif dan efisien; (5) evaluasi pendidikan; suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari psikologi pendidikan dan statistika untuk menentukan tingkat keberhasilan belajar siswa; (6) bimbingan dan konseling, suatu cabang ilmu pendidikan sebagai aplikasi dari beberapa disiplin ilmu, seperti: sosiologi, teknologi dan terutama psikologi.
Tentunya masih banyak cabang-cabang ilmu pendidikan lainnya yang terus semakin berkembang yang dihasilkan melalui berbagai kajian ilmiah.
2. Pendekatan Filosofi
Pendekatan filosofi yaitu suatu pendekatan untuk menelaah dan memecahkan masalah-masalah pendidikan dengan menggunakan metode filsafat. Pendidikan membutuhkan filsafat karena masalah pendidikan tidak hanya menyangkut pelaksanaan pendidikan semata, yang hanya terbatas pada pengalaman. Dalam pendidikan akan muncul masalah-masalah yang lebih luas, kompleks dan lebih mendalam, yang tidak terbatas oleh pengalaman inderawi maupun fakta-fakta faktual, yang tidak mungkin dapat dijangkau oleh sains. Masalah-masalah tersebut diantaranya adalah tujuan pendidikan yang bersumber dari tujuan hidup manusia dan nilai sebagai pandangan hidup. Nilai dan tujuan hidup memang merupakan fakta, namun pembahasannya tidak bisa dengan menggunakan cara-cara yang dilakukan oleh sains, melainkan diperlukan suatu perenungan yang lebih mendalam.
Cara kerja pendekatan filsafat dalam pendidikan dilakukan melalui metode berfikir yang radikal, sistematis dan menyeluruh tentang pendidikan, yang dapat dikelompokkan ke dalam tiga model: (1) model filsafat spekulatif; (2) model filsafat preskriptif; (3) model filsafat analitik. Filsafat spekulatif adalah cara berfikir sistematis tentang segala yang ada, merenungkan secara rasional-spekulatif seluruh persoalan manusia dengan segala yang ada di jagat raya ini dengan asumsi manusia memliki kekuatan intelektual yang sangat tinggi dan berusaha mencari dan menemukan hubungan dalam keseluruhan alam berfikir dan keseluruhan pengalaman Filsafat preskriptif berusaha untuk menghasilkan suatu ukuran (standar) penilaian tentang nilai-nilai, penilaian tentang perbuatan manusia, penilaian tentang seni, menguji apa yang disebut baik dan jahat, benar dan salah, bagus dan jelek. Nilai suatu benda pada dasarnya inherent dalam dirinya, atau hanya merupakan gambaran dari fikiran kita. Dalam konteks pendidikan, filsafat preskriptif memberi resep tentang perbuatan atau perilaku manusia yang bermanfaat. Filsafat analitik memusatkan pemikirannya pada kata-kata, istilah-istilah, dan pengertian-pengertian dalam bahasa, menguji suatu ide atau gagasan untuk menjernihkan dan menjelaskan istilah-istilah yang dipergunakan secara hati dan cenderung untuk tidak membangun suatu mazhab dalam sistem berfikir (disarikan dari Uyoh Sadulloh, 1994)
Terdapat beberapa aliran dalam filsafat, diantaranya: idealisme, materialisme, realisme dan pragmatisme (Ismaun, 2001). Aplikasi aliran-aliran filsafat tersebut dalam pendidikan kemudian menghasilkan filsafat pendidikan, yang selaras dengan aliran-aliran filsafat tersebut. Filsafat pendidikan akan berusaha memahami pendidikan dalam keseluruhan, menafsirkannya dengan konsep-konsep umum, yang akan membimbing kita dalam merumuskan tujuan dan kebijakan pendidikan. Dari kajian tentang filsafat pendidikan selanjutnya dihasilkan berbagai teori pendidikan, diantaranya: (1) perenialisme; (2) esensialisme; (3) progresivisme; dan (4) rekonstruktivisme. (Ella Yulaelawati, 2003).
Perenialisme lebih menekankan pada keabadian, keidealan, kebenaran dan keindahan dari pada warisan budaya dan dampak sosial tertentu. Pengetahuan dianggap lebih penting dan kurang memperhatikan kegiatan sehari-hari. Pendidikan yang menganut faham ini menekankan pada kebenaran absolut , kebenaran universal yang tidak terikat pada tempat dan waktu. Aliran ini lebih berorientasi ke masa lalu.
Essensialisme menekankan pentingnya pewarisan budaya dan pemberian pengetahuan dan keterampilan pada peserta didik agar dapat menjadi anggota masyarakat yang berguna. Matematika, sains dan mata pelajaran lainnya dianggap sebagai dasar-dasar substansi kurikulum yang berharga untuk hidup di masyarakat. Sama halnya dengan perenialisme, essesialisme juga lebih berorientasi pada masa lalu.
Eksistensialisme menekankan pada individu sebagai sumber pengetahuan tentang hidup dan makna. Untuk memahami kehidupan seseorang mesti memahami dirinya sendiri. Aliran ini mempertanyakan : bagaimana saya hidup di dunia? Apa pengalaman itu?
Progresivisme menekankan pada pentingnya melayani perbedaan individual, berpusat pada peserta didik, variasi pengalaman belajar dan proses. Progresivisme merupakan landasan bagi pengembangan belajar peserta didik aktif.
Rekonstruktivisme merupakan elaborasi lanjut dari aliran progresivisme. Pada rekonstruktivisme, peradaban manusia masa depan sangat ditekankan. Di samping menekankan tentang perbedaan individual seperti pada progresivisme, rekonstruktivisme lebih jauh menekankan tentang pemecahan masalah, berfikir kritis dan sejenisnya. Aliran ini akan mempertanyakan untuk apa berfikir kritis, memecahkan masalah, dan melakukan sesuatu? Penganut aliran ini menekankan pada hasil belajar dari pada proses.
3. Pendekatan Religi
Pendekatan religi yaitu suatu pendekatan untuk menyusun teori-teori pendidikan dengan bersumber dan berlandaskan pada ajaran agama. Di dalamnya berisikan keyakinan dan nilai-nilai tentang kehidupan yang dapat dijadikan sebagai sumber untuk menentukan tujuan, metode bahkan sampai dengan jenis-jenis pendidikan.
Cara kerja pendekatan religi berbeda dengan pendekatan sains maupun filsafat dimana cara kerjanya bertumpukan sepenuhnya kepada akal atau ratio, dalam pendekatan religi, titik tolaknya adalah keyakinan (keimanan). Pendekatan religi menuntut orang meyakini dulu terhadap segala sesuatu yang diajarkan dalam agama, baru kemudian mengerti, bukan sebaliknya.
Terkait dengan teori pendidikan Islam, Ahmad Tafsir (1992) dalam bukunya “ Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam” mengemukakan dasar ilmu pendidikan Islam yaitu Al-Quran, Hadis dan Akal. Al-Quran diletakkan sebagai dasar pertama dan Hadis Rasulullah SAW sebagai dasar kedua. Sementara akal digunakan untuk membuat aturan dan teknis yang tidak boleh bertentangan dengan kedua sumber utamanya (Al-Qur’an dan Hadis), yang memang telah terjamin kebenarannya. Dengan demikian, teori pendidikan Islam tidak merujuk pada aliran-aliran filsafat buatan manusia, yang tidak terjamin tingkat kebenarannya.
Berkenaan dengan tujuan pendidikan Islam, World Conference on Muslim Education (Hasan Langgulung, 1986) merumuskan bahwa : “ Education should aim at balanced growth of the total personality of man through Man’s spirit, intelellect the rational self, feelings and bodily senses. Education should therefore cater for the growth of man in all its aspects, spirituals, intelectual, imaginative, physical, scientific, linguistic, both individually and collectively, and motivate all these aspects toward goodness and attainment of perfection. The ultimate aim of Muslim Education lies in the realization of complete submission to Allah on the level of individual, the community and humanity at large.”
Sementara itu, Ahmad Tafsir (1992) merumuskan tentang tujuan umum pendidikan Islam yaitu muslim yang sempurna dengan ciri-ciri : (1) memiliki jasmani yang sehat, kuat dan berketerampilan; (2) memiliki kecerdasan dan kepandaian dalam arti mampu menyelesaikan secara cepat dan tepat; mampu menyelesaikan secara ilmiah dan filosofis; memiliki dan mengembangkan sains; memiliki dan mengembangkan filsafat dan (3) memiliki hati yang takwa kepada Allah SWT, dengan sukarela melaksanakan perintah Allah SWT dan menjauhi larangannya dan hati memiliki hati yang berkemampuan dengan alam gaib.
Dalam teori pendidikan Islam, dibicarakan pula tentang hal-hal yang berkaitan dengan substansi pendidikan lainnya, seperti tentang sosok guru yang islami, proses pembelajaran dan penilaian yang islami, dan sebagainya. (selengkapnya lihat pemikiran Ahmad Tafsir dalam bukunya Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam)
Mengingat kompleksitas dan luasnya lingkup pendidikan, maka untuk menghasilkan teori pendidikan yang lengkap dan menyeluruh kiranya tidak bisa hanya dengan menggunakan satu pendekatan saja. Oleh karena itu, diperlukan pendekatan holistik dengan memadukan ketiga pendekatan di atas yang terintegrasi dan memliki hubungan komplementer, saling melengkapi antara satu dengan yang lainnya. Pendekatan semacam ini biasa disebut pendekatan multidisipliner
Sumber:
Ahmad Tafsir. Ilmu Pendidikan dalam Persfektif Islam. Bandung: Rosda Karya
Ali Saifullah.HA. 1983. Antara Filsafat dan Pendidikan: Pengantar Filsafat Pendidikan. Surabaya: Usaha Nasional
Hasan Langgulung, 1986. Manusia dan Pendidikan; Suatu Analisa Psikologi dan Pendidikan. Jakarta: Pustaka Al-Husna
Ismaun. 2001. Filsafat Ilmu I. (Diktat Kuliah). Bandung: UPI Bandung.
Uyoh Sadulloh.1994. Pengantar Filsafat Pendidikan. Bandung: P.T. Media Iptek